Rabu, 13 April 2011
Kamis, 31 Maret 2011
Sabtu, 08 Januari 2011
ic timer 555
13.07
disaster area
Kalau ditanya apa komponen elektronika yang paling popular dan serba guna, maka jawabnya adalah IC timer 555. IC timer jenis ini sudah dikenal dan masih populer sampai saat ini sejak puluhan tahun yang lalu. Tepatnya IC 555 pertama kali dibuat oleh Signetics Corporation pada tahun 1971. IC timer 555 memberi solusi praktis dan relatif murah untuk berbagai aplikasi elektronik yang berkenaan dengan pewaktuan (timing). Terutama dua aplikasinya yang paling populer adalah rangkaian pewaktu monostable dan osilator astable. Jeroan utama komponen ini terdiri dari komparator dan flip-flop yang direalisasikan dengan banyak transistor.
Dari dulu hingga sekarang, prinsip kerja komponen jenis ini tidak berubah namun masing-masing pabrikan membuatnya dengan desain IC dan teknologi yang berbeda-beda. Hampir semua pabrikan membuat komponen jenis ini, walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya National Semiconductor menyebutnya dengan LM555, Philips dan Texas Instrument menamakannya SE/NE555. Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Philips dan Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama ICM7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan pin diagramnya saling kompatibel satu dengan yang lainnya (functional and pin-to-pin compatible). Hanya saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda misalnya konsumsi daya, frekuensi maksimum dan sebagainya. Spesifikasi lebih detail biasanya dicantumkan pada datasheet masing-masing pabrikan. Dulu pertama kali casing dibuat dengan 8 pin T-package (tabular dari kaleng mirip transistor), namun sekarang lebih umum dengan kemasan IC DIP 8 pin.
Rangkaian Monostable
IC ini didesain sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit komponen luar untuk bekerja. Diantaranya yang utama adalah resistor dan kapasitor luar (eksternal). IC ini memang bekerja dengan memanfaatkan prinsip pengisian (charging) dan pengosongan (discharging) dari kapasitor melalui resistor luar tersebut. Untuk menjelaskan prinsip kerjanya, coba perhatikan diagram gambar IC 555 dengan resistor dan kapasitor luar berikut ini. Rangkaian ini tidak lain adalah sebuah rangkaian pewaktu (timer) monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan menghasilkan pulsa tunggal dengan lama tertentu pada keluaran pin 3, jika pin 2 dari komponen ini dipicu. Perhatikan di dalam IC ini ada dua komparator yaitu Comp A dan Comp B. Perhatikan juga di dalam IC ini ada 3 resistor internal R yang besarnya sama. Dengan susunan seri yang demikian terhadap VCC dan GND, rangkaian resistor internal ini merupakan pembagi tegangan. Susunan ini memberikan tegangan referensi yang masing-masing besarnya 2/3 VCC pada input negatif komparator A dan 1/3 VCC pada input positif komparator B.
Pada keadaan tanpa input, keluaran pin 3 adalah 0 (ground atau normally low). Transistor Q1 yang ada di dalam IC ini selalu ON dan mencegah kapasitor eksternal C dari proses pengisisian (charging). Ketika ada sinyal trigger dari 1 ke 0 (VCC to GND) yang diumpankan ke pin 2 dan lebih kecil dari 1/3 VCC, maka serta merta komparator B men-set keluaran flip-flop. Ini pada gilirannya memicu transistor Q1 menjadi OFF. Jika transistor Q1 OFF akan membuka jalan bagi resistor eksternal R untuk mulai mengisi kapasitor C (charging). Pada saat yang sama output dari pin 3 menjadi high (VCC), dan terus high sampai satu saat tertentu yang diinginkan. Sebut saja lamanya adalah t detik, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor C mencapai tegangan 2/3 VCC. Tegangan C ini disambungkan ke pin 6 yang tidak lain merupakan input positif comp A. Maka jika tegangan 2/3 VCC ini tercapai, komparator A akan men-reset flip-flop dan serta merta transistor internal Q1 menjadi ON kembali. Pada saat yang sama keluaran pin 3 dari IC 555 tersebut kembali menjadi 0 (GND).
Berapa lama pulsa yang dihasilkan amat tergantung dari nilai resitor dan kapasitor eksternal yang pasangkan. Dari rumus ekponensial pengisian kapasitor diketahui bahwa :
Vt = VCC(1- e-t/RC) ….. (1)
Vt adalah tegangan pada saat waktu t. Jika t adalah waktu eksponensial yang diperlukan untuk mengisi kapasitor sampai Vt = 2/3 VCC, maka rumus (1) dapat disubstitusi dengan nilai ini menjadi :
2/3 = 1-e-t/RC
1/3 = e-t/RC
ln(1/3) = -t/RC dan seterusnya dapat diperoleh
t = (1.0986123)RC yang dibulatkan menjadi
t = 1.1 RC
Inilah rumusan untuk mengitung lamanya keluaran pulsa tunggal yang dapat dihasilkan dengan rangkaian monostable dari IC 555.
Rangkaian Astable
Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti gambar berikut. Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC. Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1 menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC). Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada keluaran pin3. Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi melalui resistor Ra dan Rb dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah waktu discharging kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat diperoleh :
t1 = ln(2) (Ra+Rb)C = 0.693 (Ra+Rb)C
dan
t2 = ln(2) RbC = 0.693 RbC
Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2. Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T. Jadi jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih kecil dari resistor Rb.
Penutup
Satu hal yang menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi antara 5 sampai 15 Vdc. Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor yang presisi dengan toleransi yang kecil. Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC. Banyak aplikasi lain yang bisa dibuat dngan IC 555, salah satu aplikasi yang populer lainnya adalah rangkaian PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian PWM mudah direalisasikan dengan sedikit mengubah fungsi dari rangkaian pewaktu monostable. Yaitu dengan memicu pin trigger (pin 2) secara kontiniu sesuai dengan perioda clock yang diinginkan, sedangkan lebar pulsa dapat diatur dengan memberikan tegangan variabel pada pin control voltage (pin5). Di pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC misalnya IC LM556 atau MC1456.
-end-
sumber :
http://www.electroniclab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16:ic-timer-555&catid=7:labanalog&Itemid=8
Dari dulu hingga sekarang, prinsip kerja komponen jenis ini tidak berubah namun masing-masing pabrikan membuatnya dengan desain IC dan teknologi yang berbeda-beda. Hampir semua pabrikan membuat komponen jenis ini, walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya National Semiconductor menyebutnya dengan LM555, Philips dan Texas Instrument menamakannya SE/NE555. Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Philips dan Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama ICM7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan pin diagramnya saling kompatibel satu dengan yang lainnya (functional and pin-to-pin compatible). Hanya saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda misalnya konsumsi daya, frekuensi maksimum dan sebagainya. Spesifikasi lebih detail biasanya dicantumkan pada datasheet masing-masing pabrikan. Dulu pertama kali casing dibuat dengan 8 pin T-package (tabular dari kaleng mirip transistor), namun sekarang lebih umum dengan kemasan IC DIP 8 pin.
Rangkaian Monostable
IC ini didesain sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit komponen luar untuk bekerja. Diantaranya yang utama adalah resistor dan kapasitor luar (eksternal). IC ini memang bekerja dengan memanfaatkan prinsip pengisian (charging) dan pengosongan (discharging) dari kapasitor melalui resistor luar tersebut. Untuk menjelaskan prinsip kerjanya, coba perhatikan diagram gambar IC 555 dengan resistor dan kapasitor luar berikut ini. Rangkaian ini tidak lain adalah sebuah rangkaian pewaktu (timer) monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan menghasilkan pulsa tunggal dengan lama tertentu pada keluaran pin 3, jika pin 2 dari komponen ini dipicu. Perhatikan di dalam IC ini ada dua komparator yaitu Comp A dan Comp B. Perhatikan juga di dalam IC ini ada 3 resistor internal R yang besarnya sama. Dengan susunan seri yang demikian terhadap VCC dan GND, rangkaian resistor internal ini merupakan pembagi tegangan. Susunan ini memberikan tegangan referensi yang masing-masing besarnya 2/3 VCC pada input negatif komparator A dan 1/3 VCC pada input positif komparator B.
Pada keadaan tanpa input, keluaran pin 3 adalah 0 (ground atau normally low). Transistor Q1 yang ada di dalam IC ini selalu ON dan mencegah kapasitor eksternal C dari proses pengisisian (charging). Ketika ada sinyal trigger dari 1 ke 0 (VCC to GND) yang diumpankan ke pin 2 dan lebih kecil dari 1/3 VCC, maka serta merta komparator B men-set keluaran flip-flop. Ini pada gilirannya memicu transistor Q1 menjadi OFF. Jika transistor Q1 OFF akan membuka jalan bagi resistor eksternal R untuk mulai mengisi kapasitor C (charging). Pada saat yang sama output dari pin 3 menjadi high (VCC), dan terus high sampai satu saat tertentu yang diinginkan. Sebut saja lamanya adalah t detik, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor C mencapai tegangan 2/3 VCC. Tegangan C ini disambungkan ke pin 6 yang tidak lain merupakan input positif comp A. Maka jika tegangan 2/3 VCC ini tercapai, komparator A akan men-reset flip-flop dan serta merta transistor internal Q1 menjadi ON kembali. Pada saat yang sama keluaran pin 3 dari IC 555 tersebut kembali menjadi 0 (GND).
Berapa lama pulsa yang dihasilkan amat tergantung dari nilai resitor dan kapasitor eksternal yang pasangkan. Dari rumus ekponensial pengisian kapasitor diketahui bahwa :
Vt = VCC(1- e-t/RC) ….. (1)
Vt adalah tegangan pada saat waktu t. Jika t adalah waktu eksponensial yang diperlukan untuk mengisi kapasitor sampai Vt = 2/3 VCC, maka rumus (1) dapat disubstitusi dengan nilai ini menjadi :
2/3 = 1-e-t/RC
1/3 = e-t/RC
ln(1/3) = -t/RC dan seterusnya dapat diperoleh
t = (1.0986123)RC yang dibulatkan menjadi
t = 1.1 RC
Inilah rumusan untuk mengitung lamanya keluaran pulsa tunggal yang dapat dihasilkan dengan rangkaian monostable dari IC 555.
Rangkaian Astable
Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti gambar berikut. Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC. Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1 menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC). Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada keluaran pin3. Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi melalui resistor Ra dan Rb dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah waktu discharging kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat diperoleh :
t1 = ln(2) (Ra+Rb)C = 0.693 (Ra+Rb)C
dan
t2 = ln(2) RbC = 0.693 RbC
Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2. Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T. Jadi jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih kecil dari resistor Rb.
Penutup
Satu hal yang menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi antara 5 sampai 15 Vdc. Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor yang presisi dengan toleransi yang kecil. Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC. Banyak aplikasi lain yang bisa dibuat dngan IC 555, salah satu aplikasi yang populer lainnya adalah rangkaian PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian PWM mudah direalisasikan dengan sedikit mengubah fungsi dari rangkaian pewaktu monostable. Yaitu dengan memicu pin trigger (pin 2) secara kontiniu sesuai dengan perioda clock yang diinginkan, sedangkan lebar pulsa dapat diatur dengan memberikan tegangan variabel pada pin control voltage (pin5). Di pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC misalnya IC LM556 atau MC1456.
-end-
sumber :
http://www.electroniclab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16:ic-timer-555&catid=7:labanalog&Itemid=8
Kamis, 04 November 2010
Mikrokontroler 89c51
11.46
disaster area
Mikrokontroler Memiliki ROM yang dapat ditulis dan dihapus dengan menggunakan listrik
dan dikenal dengan EEPROM (Electrical Erasenable Programing ROM)
Mikrokontroler 89c51 memiliki keistimewaan sebagai berikut :
a) Sebuah CPU 8 bit
b) Osilator internal dan pewaktu
c) RAM internal 128 byte
d) Empat buah programmable port I/O, masing masing terdiri atas 8 buah jalur I/O
e) Dua Buah Timer/Counter 16 bit
f) Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal)
g) Sebuah Port Serial dengan control serial Full Duplex UART
h) Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan Operasi Boolean
i) Kecepatan pelaksaan intruksi dari 4 MHZ sampai 24 MHZ
Pena-Pena Mikrokontroler 89c51
Pena pena 89c51 diperlihatkan pada gambar 4. Penjelasan masing-masing pena adalah
sebagai berikut :
a) Pena 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port pararel 8
bit dua arah (bidirectional) yang dapa digunakan
untuk berbagai keperluan (general Purpose)
b) Pena 9 (reset) merupakan rest aktif tinggi). Pulsa
transisi dari rendah ke tinggi akan mereset 8951.
Pena ini dihubungkan ke power on reset
c) Pena 10 sampai 17 (port 3) adalah port parallel 8 bit
dua arah yang memiliki fungsi pengganti. Fungsi
pengganti meliputi TxD, RxD, Int0 (Interrupt 0),
Int1 (Interrupt 1). T0, T1, WR(Write) dan RD(Read)
Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pena-pena ini
dapat digunakan sebagai port parallel 8 bit serbaguna.
d) Pena 18 (XTAL 1) adalah pena masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah
osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
e) Pena 19 (Xtal 2) adalah pena keluaran ke rangkaian osilator internal. Pena ini dipakai
bila menggunakan osilator kristal
f) Pena 20 (Ground) dihubungkan ke Vss atau Ground
g) Pena 21 sampai 28 (Port 2) adalah port pararel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah. Port 2 ini
digunakan sebagai pengalamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal
h) Pena 29 adalah pena PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal
pengomtrol yang membolehkan program memory eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pemberian/pengambilan instruksi (fetching)
i) Pena 30 adalah pena ALE (Addres Latch Enable) yang digunakan untuk menahan
alamat memori eksternal selama proses pelaksanaan instruksi
j) Pena 31 (EA). Bila pena ini diberi logika tinggi (H) mikrokontroler akan
melaksanakan instruksi dari ROM/EPROM. Ketika isi program counter kurang dari
4096. Bila diberi logika rendah (L), mikrokontroler akan melaksanakan seluruh
instruksi dari program emori program luar.
k) Pena 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit open drain dua arah. Bila
digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori
dengan data.
l) Pena 40 (Vcc) dihubungkan dengan ke Vcc + 5 volt
Perancangan Rangkaian Minimum ATMEL 89C51
Yang dimaksud rangkaian Minimum adalah rangkaian yang secara minimal harus ada agar
mikroprosesor dapat bekerja.
Mikroprosesor dapat bekerja minimal komponen yang harus ada yaitu :
CPU (Central Prosesor Unit)
Mem ori Program umumnya menggunakan EEPROM
(Read Only Memory)
Memory Data menggunakan RAM (Random Access
Memory)
Port I/O
Pewaktuan CPU(Crystall (4 – 24 Mhz))
Reset (optional) Timer/Counter 0 Hugh Byte
Power Supply 5 Volt
EA VPP dihubungkan ke VCC
Untuk Komponen Intern telah tersedia di dalam mikrocontroler, sedang untuk eksternal
menggunakan rangkaian berikut :
Pewaktuan CPU (Crystal)
Mikrokontroler 8951 memiliki osilator internal bagi sumber clock CPU. Untuk
menggunakan osilator internal diperlukan kristal antara
XTAL1 dan pena XTAL 2 an sebuah kapasitor ground
seperti terlihat pada gambar berikut
Untuk kristalnya dapat digunakan frekuensi dari 4
sampai 24 MHZ. Sedang untuk kapasitor dapat bernilai
20 pF sampai 40 pF. Bila menggunakan clock
eksternal rangkaian dihubungkan seperti berikut :
Reset
Rangkaian Reset mikrokontroler tampak pada gambar berikut
Sehingga rangkaian minimum sebagai berikut :
Power Supply
Rangkaian Power Supply dapat menggunakan rangkaian berikut :
Sehingga rangkaian Minimum dapat dirancang sebagai
berikut :
dan dikenal dengan EEPROM (Electrical Erasenable Programing ROM)
Mikrokontroler 89c51 memiliki keistimewaan sebagai berikut :
a) Sebuah CPU 8 bit
b) Osilator internal dan pewaktu
c) RAM internal 128 byte
d) Empat buah programmable port I/O, masing masing terdiri atas 8 buah jalur I/O
e) Dua Buah Timer/Counter 16 bit
f) Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal)
g) Sebuah Port Serial dengan control serial Full Duplex UART
h) Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan Operasi Boolean
i) Kecepatan pelaksaan intruksi dari 4 MHZ sampai 24 MHZ
Pena-Pena Mikrokontroler 89c51
Pena pena 89c51 diperlihatkan pada gambar 4. Penjelasan masing-masing pena adalah
sebagai berikut :
a) Pena 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port pararel 8
bit dua arah (bidirectional) yang dapa digunakan
untuk berbagai keperluan (general Purpose)
b) Pena 9 (reset) merupakan rest aktif tinggi). Pulsa
transisi dari rendah ke tinggi akan mereset 8951.
Pena ini dihubungkan ke power on reset
c) Pena 10 sampai 17 (port 3) adalah port parallel 8 bit
dua arah yang memiliki fungsi pengganti. Fungsi
pengganti meliputi TxD, RxD, Int0 (Interrupt 0),
Int1 (Interrupt 1). T0, T1, WR(Write) dan RD(Read)
Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pena-pena ini
dapat digunakan sebagai port parallel 8 bit serbaguna.
d) Pena 18 (XTAL 1) adalah pena masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah
osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
e) Pena 19 (Xtal 2) adalah pena keluaran ke rangkaian osilator internal. Pena ini dipakai
bila menggunakan osilator kristal
f) Pena 20 (Ground) dihubungkan ke Vss atau Ground
g) Pena 21 sampai 28 (Port 2) adalah port pararel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah. Port 2 ini
digunakan sebagai pengalamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal
h) Pena 29 adalah pena PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal
pengomtrol yang membolehkan program memory eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pemberian/pengambilan instruksi (fetching)
i) Pena 30 adalah pena ALE (Addres Latch Enable) yang digunakan untuk menahan
alamat memori eksternal selama proses pelaksanaan instruksi
j) Pena 31 (EA). Bila pena ini diberi logika tinggi (H) mikrokontroler akan
melaksanakan instruksi dari ROM/EPROM. Ketika isi program counter kurang dari
4096. Bila diberi logika rendah (L), mikrokontroler akan melaksanakan seluruh
instruksi dari program emori program luar.
k) Pena 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit open drain dua arah. Bila
digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori
dengan data.
l) Pena 40 (Vcc) dihubungkan dengan ke Vcc + 5 volt
Perancangan Rangkaian Minimum ATMEL 89C51
Yang dimaksud rangkaian Minimum adalah rangkaian yang secara minimal harus ada agar
mikroprosesor dapat bekerja.
Mikroprosesor dapat bekerja minimal komponen yang harus ada yaitu :
CPU (Central Prosesor Unit)
Mem ori Program umumnya menggunakan EEPROM
(Read Only Memory)
Memory Data menggunakan RAM (Random Access
Memory)
Port I/O
Pewaktuan CPU(Crystall (4 – 24 Mhz))
Reset (optional) Timer/Counter 0 Hugh Byte
Power Supply 5 Volt
EA VPP dihubungkan ke VCC
Untuk Komponen Intern telah tersedia di dalam mikrocontroler, sedang untuk eksternal
menggunakan rangkaian berikut :
Pewaktuan CPU (Crystal)
Mikrokontroler 8951 memiliki osilator internal bagi sumber clock CPU. Untuk
menggunakan osilator internal diperlukan kristal antara
XTAL1 dan pena XTAL 2 an sebuah kapasitor ground
seperti terlihat pada gambar berikut
Untuk kristalnya dapat digunakan frekuensi dari 4
sampai 24 MHZ. Sedang untuk kapasitor dapat bernilai
20 pF sampai 40 pF. Bila menggunakan clock
eksternal rangkaian dihubungkan seperti berikut :
Reset
Rangkaian Reset mikrokontroler tampak pada gambar berikut
Sehingga rangkaian minimum sebagai berikut :
Power Supply
Rangkaian Power Supply dapat menggunakan rangkaian berikut :
Sehingga rangkaian Minimum dapat dirancang sebagai
berikut :
Posted in
Tugas Kuliah
Sabtu, 30 Oktober 2010
Jembatan Bantar Riwayatmu Kini
09.30
disaster area
jembatan bantar lama, itulah nama yang di berikan untuk jembatan yang udah berdiri gagah menantang di atas sungai progo kurang lebih selama 67. Konon jembatan ini di bangun pada masa kolonial ( ada yang menyebutnya jaman pendudukan Jepang ). Sekilas pandang jembatan ini nampak eksotis dengan pilar-pilar baja yang menopang baja lainnya yang di hubungkan dengan tali baja untuk menahan beban yang di tanggungnya. Jembatan ini juga dilengkapi dengan sistem roda atau roll pada keempat ujungnya. Hal tersebut berfungsi untuk membuang beban dan getaran yang didapatkan oleh jembatan tersebut.
saat ini jembatan bantar nyaris tak di fungsikan, kecuali untuk kendaraan roda dua. karena di sebelahnya sudah ada jembatan baru yang melayani kendaraan umum dan kendaraan yang berbobot berat.
Telah banyak jasa yang diberikannya bagi manusia. Jembatan yang membentang di Jl Wates-Yogya ini dalam skala usia telah masuk sebagai Benda Cagar Budaya. Jika melintas di Jembatan Bantar, jangan ada baiknya Anda menikmati keunikan tampilan Jembatan Bantar Lama ini. Dari situ mungkin Anda dapat mengenang Kulon Progo maupun Yogyakarta pada umumnya.
saat ini jembatan bantar nyaris tak di fungsikan, kecuali untuk kendaraan roda dua. karena di sebelahnya sudah ada jembatan baru yang melayani kendaraan umum dan kendaraan yang berbobot berat.
Telah banyak jasa yang diberikannya bagi manusia. Jembatan yang membentang di Jl Wates-Yogya ini dalam skala usia telah masuk sebagai Benda Cagar Budaya. Jika melintas di Jembatan Bantar, jangan ada baiknya Anda menikmati keunikan tampilan Jembatan Bantar Lama ini. Dari situ mungkin Anda dapat mengenang Kulon Progo maupun Yogyakarta pada umumnya.
Posted in
My Artikel
Sabtu, 15 Mei 2010
Kematian Tak Dapat Dihindari
11.29
disaster area
Ketika masih remaja sering berfikir rajin ibadah nanti aja kalo udah tua. Tapi kematian itu rahasia Allah, tanpa disadari mungkin saja 1 bulan lagi kita udah gag bisa napas, atau bisa jadi besok pagi kita udah terbujur kaku tak bernyawa. Andai saja kita tahu kapan kita mati, apa yang akan anda lakukan..???
Gag usah sibuk mikirin apa yang akan lo lakuin kalo lo tau kapan lo bakal mati, karena itu gag bakalan terjadi. Gue punya cerita kalo mati itu gag bisa dihindari ibarat kaya film Final Destination yang lo bisa selamat dari kematian.
Cerita ini gue ambil dari film Time Machine,,, langsung aja deh gue certain..
Ada seorang ilmuan yang sedang melakukan percobaan membuat mesin waktu, tapi belom berhasil. Cerita ini berseting tahun 1820 an, dimana banyak ilmuan yang tenar pada masa itu. Si ilmuan ini punya tunangan, dia berniat mau memberikan cincin tunangannya di taman kota. Ketika bertemu langsung deh di kasih tuh cincin sekalian di pakein ke jari manis nya si cewe. Ga lama berselang datang kawanan preman yang jalannya sempoyongan sambil nengak miras. Di palakin deh tuh, si preman minta cincin tunangannya tapi gag di kasih. Yaiyalah gag di kasih, baru juga di pake udah di minta. Berantem deh tuh si ilmuan dengan jurus seadanya. Akhirnya si preman ngluarin beceng, pas mao ditembak si cewe ngalang-ngalangin, akhirnya ketembak deh tuh cewe, langsung mati di tempat. Si preman tanpa pamit langsung kabur.
Kejadian itu tepat terjadi jam 21.10, dengan rasa sedih yang gag karuan akhirnya si ilmuan nyelesein percobaannya. Setelah seminggu ngotak-ngatik tuh mesin akhrinya rampung juga, Langsung deh di uji coba. Dia langsung kembali ke waktu dimana dia ngasih cincin buat tunangannya.
Pas ketemu sama tunangannya si cewe langsung di bawa ke pusat kota biar gag ketemu lagi sama mas preman di taman. Di pakein tuh cincinya di jari manisnya cewe, sambil ngobrol ngbahas pernikahan si ilmuan liat ada toko bunga di seberang jalan. Dia mau ngasih bunga buat si cewe, si cewe di suruh nunggu di pinggir jalan. Pas lagi milih-milih bunga tiba-tiba terdengar suara keras. Apa yang terjadi, ternyata si cewe tewas dengan kondisi yang mengenaskan tertabrak andong yang remnya blong. Kejadian itu terjadi tepat jam 21.10.
Akhirnya sang ilmuan merenung dan berkata “seribu kali aku datang ke masa itu, maka seribu kali pula aku akan menyaksikan suatu kematian”.
Apapun usaha lo buat selamat dari kematian, lo gag akan bisa..
Gag usah sibuk mikirin apa yang akan lo lakuin kalo lo tau kapan lo bakal mati, karena itu gag bakalan terjadi. Gue punya cerita kalo mati itu gag bisa dihindari ibarat kaya film Final Destination yang lo bisa selamat dari kematian.
Cerita ini gue ambil dari film Time Machine,,, langsung aja deh gue certain..
Ada seorang ilmuan yang sedang melakukan percobaan membuat mesin waktu, tapi belom berhasil. Cerita ini berseting tahun 1820 an, dimana banyak ilmuan yang tenar pada masa itu. Si ilmuan ini punya tunangan, dia berniat mau memberikan cincin tunangannya di taman kota. Ketika bertemu langsung deh di kasih tuh cincin sekalian di pakein ke jari manis nya si cewe. Ga lama berselang datang kawanan preman yang jalannya sempoyongan sambil nengak miras. Di palakin deh tuh, si preman minta cincin tunangannya tapi gag di kasih. Yaiyalah gag di kasih, baru juga di pake udah di minta. Berantem deh tuh si ilmuan dengan jurus seadanya. Akhirnya si preman ngluarin beceng, pas mao ditembak si cewe ngalang-ngalangin, akhirnya ketembak deh tuh cewe, langsung mati di tempat. Si preman tanpa pamit langsung kabur.
Kejadian itu tepat terjadi jam 21.10, dengan rasa sedih yang gag karuan akhirnya si ilmuan nyelesein percobaannya. Setelah seminggu ngotak-ngatik tuh mesin akhrinya rampung juga, Langsung deh di uji coba. Dia langsung kembali ke waktu dimana dia ngasih cincin buat tunangannya.
Pas ketemu sama tunangannya si cewe langsung di bawa ke pusat kota biar gag ketemu lagi sama mas preman di taman. Di pakein tuh cincinya di jari manisnya cewe, sambil ngobrol ngbahas pernikahan si ilmuan liat ada toko bunga di seberang jalan. Dia mau ngasih bunga buat si cewe, si cewe di suruh nunggu di pinggir jalan. Pas lagi milih-milih bunga tiba-tiba terdengar suara keras. Apa yang terjadi, ternyata si cewe tewas dengan kondisi yang mengenaskan tertabrak andong yang remnya blong. Kejadian itu terjadi tepat jam 21.10.
Akhirnya sang ilmuan merenung dan berkata “seribu kali aku datang ke masa itu, maka seribu kali pula aku akan menyaksikan suatu kematian”.
Apapun usaha lo buat selamat dari kematian, lo gag akan bisa..
Posted in
My Artikel
Kamis, 13 Mei 2010
Asking Direction
19.04
disaster area
Asking Direction
suatu hari, dua orang pemuda baru tiba di jakarta, mereka ingin bertamasya ke Monumen Lubang Buaya. Karena mereka baru pertama kali datang ke Jakarta, mereka tidak tahu arah dan menanyakan arah Lubang Buaya kepada penduduk sekitar…naas bagi mereka, orang yang pertama mereka tanya adalah 2 orang anak nakal
T1 : permisi nak, kalian tahu kemana arah ke Monumen Lubang Buaya?
A1&A2 : (saling berhadapan dan menebar senyum licik) ohh ya, kami tahu ...hehe
T2 : cepat katakan…
A1 : dari sini, kalian jalan lurus terus di jl.merdeka. ketika bertemu
pertigaan pertama, kalian belok kiri. Nah, Monumen Lubang Buaya ada di sebrang warnet d’pitch…
T2 : oh, saya mengerti. terima kasih ya. Ini ada sedikit uang untuk beli rokok
(sambil memberi 2 lembar uang seribu rupiah)
2 turis itu pun pergi menuju arah yang dijelaskan
2 anak: (saling berhadapan) hahahahahahahaha….
Setelah lelah berjalan, ternyata arah yang diberitahu oleh anak2 tadi salah. Mereka bingung, dan mencoba bertanya lagi. Disana mereka bertemu dengan kakek jompo.
T1 : permisi kek, apakah kakek tau kemana arah menuju Monumen Lubang Buaya?
K : oh ya, saya tahu (dengan tampang sok tau)
T2 : kemana kek?
K : (sambil menerawang keatas) hm..saya lupa….tapi ingat…
T1 : coba diingat kembali kek…
K : aha!! Dari sini, kalian harus menuju barat. Ketika sampai di jl. Himalaya,
kalian belok kanan. Nah, Monumen Lubang Buaya ada di sebelah kantor pos di sebelah kiri.
T1&T2 : terima kasih, kek. (sambil mencium tangan si kakek)
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Tetapi, lagi-lagi alamat yang mereka cari tidak ketemu. Mungkin karena si kakek pikun, jadi dia memberikan arah yang salah. Dengan kondisi kelelahan, mereka beristirahat sejenak di pinggir jalan. Tiba-tiba…
Bapak baik hati: sedang apa kalian disini?
T1: kami kelelahan pak, alamat yang kami cari tidak ketemu
Bapak baik hati: memang kalian mau kemana?
T2: Monumen Lubang Buaya
Bapak baik hati: oh, kalian sudah dekat kalau dari sini
T1&t2: benarkah (dengan tampang penuh pengharapan)
Bapak baik hati: ya…dari sini kalian harus menuju ke jl. Pondok. Ketika bertemu persimpangan, kalian belok kiri. Nah, Monumen Lubang Buaya,
T1&T2: terima kasih pak. Terima kasih atas pertolongannya.
Bapak baik hati: sama-sama. Hati-hati ya…
Akhirnya mereka sampai di Monumen Lubang Buaya
ini dialok Indonesianya,, kalo yang dibawah ini video versi bahasa Inggrisnya..
langsung lo liat aja deh daripada lo penasaran..!!!
suatu hari, dua orang pemuda baru tiba di jakarta, mereka ingin bertamasya ke Monumen Lubang Buaya. Karena mereka baru pertama kali datang ke Jakarta, mereka tidak tahu arah dan menanyakan arah Lubang Buaya kepada penduduk sekitar…naas bagi mereka, orang yang pertama mereka tanya adalah 2 orang anak nakal
T1 : permisi nak, kalian tahu kemana arah ke Monumen Lubang Buaya?
A1&A2 : (saling berhadapan dan menebar senyum licik) ohh ya, kami tahu ...hehe
T2 : cepat katakan…
A1 : dari sini, kalian jalan lurus terus di jl.merdeka. ketika bertemu
pertigaan pertama, kalian belok kiri. Nah, Monumen Lubang Buaya ada di sebrang warnet d’pitch…
T2 : oh, saya mengerti. terima kasih ya. Ini ada sedikit uang untuk beli rokok
(sambil memberi 2 lembar uang seribu rupiah)
2 turis itu pun pergi menuju arah yang dijelaskan
2 anak: (saling berhadapan) hahahahahahahaha….
Setelah lelah berjalan, ternyata arah yang diberitahu oleh anak2 tadi salah. Mereka bingung, dan mencoba bertanya lagi. Disana mereka bertemu dengan kakek jompo.
T1 : permisi kek, apakah kakek tau kemana arah menuju Monumen Lubang Buaya?
K : oh ya, saya tahu (dengan tampang sok tau)
T2 : kemana kek?
K : (sambil menerawang keatas) hm..saya lupa….tapi ingat…
T1 : coba diingat kembali kek…
K : aha!! Dari sini, kalian harus menuju barat. Ketika sampai di jl. Himalaya,
kalian belok kanan. Nah, Monumen Lubang Buaya ada di sebelah kantor pos di sebelah kiri.
T1&T2 : terima kasih, kek. (sambil mencium tangan si kakek)
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Tetapi, lagi-lagi alamat yang mereka cari tidak ketemu. Mungkin karena si kakek pikun, jadi dia memberikan arah yang salah. Dengan kondisi kelelahan, mereka beristirahat sejenak di pinggir jalan. Tiba-tiba…
Bapak baik hati: sedang apa kalian disini?
T1: kami kelelahan pak, alamat yang kami cari tidak ketemu
Bapak baik hati: memang kalian mau kemana?
T2: Monumen Lubang Buaya
Bapak baik hati: oh, kalian sudah dekat kalau dari sini
T1&t2: benarkah (dengan tampang penuh pengharapan)
Bapak baik hati: ya…dari sini kalian harus menuju ke jl. Pondok. Ketika bertemu persimpangan, kalian belok kiri. Nah, Monumen Lubang Buaya,
T1&T2: terima kasih pak. Terima kasih atas pertolongannya.
Bapak baik hati: sama-sama. Hati-hati ya…
Akhirnya mereka sampai di Monumen Lubang Buaya
ini dialok Indonesianya,, kalo yang dibawah ini video versi bahasa Inggrisnya..
langsung lo liat aja deh daripada lo penasaran..!!!
Posted in
Tugas Kuliah